Jakarta - Aegon, perusahaan asuransi yang berbasis di Den Haag, Belanda, berekspansi di Indonesia melalui anak usahanya PT Aegon Direct & Affinity Marketing Services (ADAMS) Indonesia.
Aegon yang juga dikenal sebagai sponsor klub sepak bola Belanda, Ajax Amsterdam dalam setahun ke depan akan melakukan riset pasar soal perencanaan keuangan untuk masa depan melalui salah satu produknya, Futuready di Indonesia.
"Kami melakukan sesuatu yang berbeda dari jasa keuangan tradisional, dan apa yang berbeda itu adalah Futuready," terang President Director and Country Manager PT Aegon Direct & Affinity Marketing Services (ADAMS) Indonesia, Geoffrey Simms, saat ditemui Beritasatu.com, di kantornya, Tempo Scan Tower, Jakarta, Kamis (29/8).
Geoffrey menjelaskan, Futuready adalah media yang memberikan informasi seputar keuangan, khususnya untuk jaminan hari tua.
Futuready hadir di Indonesia dengan beberapa alasan. Pertama, ingin memahami konsumen Indonesia dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Dengan informasi utuh, Aegon bisa memilih pendekatan terbaik sekaligus menentukan produk keuangan seperti apa yang paling pas untuk konsumen Indonesia di hari tua.
Bagi Geoffrey, yang membedakan Futuready dengan jasa keuangan yang sudah ada adalah bagaimana Futuready memaksimalkan kekuatan internet. "Masyarakat Indonesia itu internet savvy. Hampir semua orang punya Facebook ataupun twitter," ujar Geoffrey.
Salah satu kelebihannya adalah fitur kalkulator Futuready. Dengan fitur itu, konsumen bisa mengukur kondisi kesiapan keuangan untuk menjamin hari tuanya . Misalnya mengukur kesiapan dana darurat, biaya dana kuliah anak, resiko penyakit jantung, bronkitis, dan juga diabetes. Selain itu juga ada saran dan tips dari pakar di bidang kesehatan, keuanga, dan keluarga.
Hingga saat ini, Aegon sudah mengeluarkan dana investasi dalam jumlah miliaran rupiah. Angka pastinya enggan disebutkan oleh Geoffrey. Aegon menargetkan investasi itu akan kembali dalam jangka waktu lima tahun. Dalam waktu dekat, Aegon belum akan muluk-muluk menetapkan jumlah pangsa pasar yang ingin didapat.
"Dalam setahun ke depan, kami ingin melihat terlebih dahulu bagaimana reaksi konsumen Indonesia terhadap berbagai strategi pemasaran yang kami lakukan. Setelahnya baru akan ada penyesuaian di sana-sini," terang Geoffrey.
Penulis: Shesar Andriawan/WBP
Sumber: Beritasatu