JAKARTA. Rapor merah hasil investasi asuransi jiwa syariah masih
berlanjut hingga Agustus 2015. Sudah tiga bulan berturut hasil investasi
asuransi jiwa syariah tercatat negatif.
Hingga Agustus 2015, hasil investasi asuransi jiwa syariah masih
merugi alias minus Rp 848 miliar. Angka tersebut membengkak dibanding
kerugian investasi pada Juli 2015 yang mencapai Rp 364 miliar.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2015,
jumlah investasi asuransi jiwa syariah juga menurun 3,7% dibanding bulan
sebelumnya menjadi Rp 17,45 triliun dari Rp 18,13 triliun di bulan Juli
2015.
Tapi, jika dibandingkan periode sama tahun lalu, jumlah investasi
asuransi jiwa syariah masih meningkat 17,27%. Pada Agustus 2014, jumlah
investasi asuransi jiwa syariah hanya Rp 14,88 triliun. Namun, hasil
investasi pada tahun ini memang terbilang buruk.
Sebagai perbandingan, pada Agustus 2014, hasil investasi asuransi jiwa syariah bisa mencapai Rp 1,3 triliun.
Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah OJK Mochammad Muchlasin
mengatakan, jebloknya hasil investasi asuransi jiwa syariah disebabkan
kondisi pasar yang tengah terguncang.
"Dugaan saya, negatifnya hasil investasi asuransi jiwa syariah karena
performa saham yang sedang anjlok. Indeks juga turun. Karena asuransi
jiwa syariah lebih banyak unitlink maka kejatuhan saham turut menekan
kinerjanya," ujar dia, Senin (12/10).
Adi Pramana, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI),
menuturkan, produk asuransi jiwa syariah lebih banyak dalam bentuk
unitlink, sehingga hasil investasi tergantung kinerja reksadana dan
saham syariah. Dus, saat pasar saham anjlok, hasil investasi ikut
rontok.
"Sejauh ini penurunan hasil investasi di dominasi penurunan saham. Sebab, penurunan obligasi tipis," tutur Adi.
Adi berharap, kondisi ini berangsur-angsur pulih, sehingga kinerja
bisa terpoles di akhir tahun. Ke depannya, Adi berharap, ekonomi makin
bagus. Ini ditandai dengan penguatan rupiah, masuknya dana asing dan
menguatnya indeks saham syariah.
"Kami yakin prospek asuransi jiwa syariah makin membaik. Untuk
asuransi jiwa syariah perkiraan masih bisa tumbuh dua digit," kata Adi.
Ely Aswita, Chairman of Media Relation Education and Socialization menilai, prospek asuransi jiwa akan tambah bergeliat.
Hal ini tercermin dari bertambahnya jumlah perusahaan, aset
perusahaan asuransi syariah, pertumbuhan kontribusi, pertumbuhan jumlah
dana investasi dan lainnya yang meningkat dari tahun ke tahun. Ini
menunjukkan prospek positif bagi perkembangan asuransi syariah.
"Asuransi syariah masih memiliki ruang yang sangat luas untuk
melakukan penetrasi apabila kita melihat perbandingan pemegang polis
syariah dengan jumlah penduduk Indonesia yang notabene beragama Islam,"
terang Wita, sapaan Ely Aswita.
Dalam jangka pendek, Wita bilang, prospek hasil investasi syariah pada kuartal IV-2015 bergantung kepada kondisi pasar saham.
Sumber:
Kontan