2021 ~ Akademi Asuransi

Implikasi Asuransi dari Krisis Rantai Pasokan


Rantai pasokan global berada di bawah tekanan sepanjang tahun 2021 sebagai efek samping dari pandemi COVID-19. Sementara banyak sektor ekonomi telah pulih dari penghentian mendadak pada paruh pertama tahun 2020, industri logistik dan rantai pasokan tetap beroperasi dengan kapasitas yang berkurang. Pemerintah negara-negara ekonomi utama, seperti AS dan China, memperkirakan krisis akan berlanjut hingga 2022.

Corporate Risk and Insurance berbicara dengan Robyn Anderson (gambar di atas), seorang pengacara dalam praktik asuransi dan pemulihan firma hukum AS Lathrop GPM, tentang bagaimana bisnis yang terpengaruh oleh masalah rantai pasokan dapat mengatasi krisis.

“Awalnya, penutupan dan karantina besar-besaran berarti penurunan kapasitas produksi dan pasokan,” kata Anderson. “Pada saat yang sama, perilaku konsumen berubah, dengan banyak orang bekerja dari rumah dan mengonsumsi barang di ruang pribadi. Ini menciptakan keterputusan langsung antara penawaran dan permintaan, dan gangguan itu dirasakan oleh hampir semua orang. Tetapi, bahkan ketika penawaran dan permintaan secara bertahap disinkronkan kembali dari waktu ke waktu, masih ada kekusutan yang harus diselesaikan dalam distribusi. Pelabuhan-pelabuhan utama kadang-kadang masih ditutup karena wabah, kekurangan tenaga kerja tetap ada, dan biaya operasional meroket, yang semuanya dapat menambah tekanan dan penundaan pada sistem global yang tegang.”

Ini hanya masalah rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi. Pengganggu rantai pasokan “khas”, seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan angin topan, masih ada dan sebenarnya dapat memburuk karena efek perubahan iklim.

Menurut Anderson, langkah pertama untuk menghindari risiko rantai pasokan adalah memahami sepenuhnya rantai pasokan dan kerentanannya. Beberapa perusahaan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan untuk lebih memahami detail dan risiko waktu nyata. Anderson juga menyarankan bahwa, jika memungkinkan, bisnis menyederhanakan rantai pasokan mereka. Karena pandemi, beberapa bisnis juga beralih dari "manufaktur tepat waktu", sementara yang lain beralih ke karyawan sementara untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.

“Ketika gangguan benar-benar terjadi, bisnis juga dapat mencoba mengalihkan risiko baik melalui transfer risiko kontraktual atau penempatan pertanggungan asuransi,” kata Anderson. “Pilihan asuransi klasik, misalnya, akan menjadi cakupan gangguan bisnis kontinjensi dalam polis properti. Asuransi itu berlaku bahkan jika tertanggung tidak menderita kerugian atau kerusakan harta benda secara langsung. Hal ini dipicu jika pemasok atau pelanggan mengalami kerusakan properti fisik yang kemudian menyebabkan gangguan di sepanjang rantai pasokan, yang berdampak pada bisnis tertanggung. Jenis pertanggungan ini bekerja dengan baik ketika peristiwa fisik seperti banjir atau kebakaran menyebabkan gangguan dalam rantai pasokan.”

Namun, sehubungan dengan pandemi, pertanggungan gangguan bisnis kontinjensi bukanlah masalah terbuka dan tertutup, dan diserahkan kepada pengadilan untuk memutuskan apakah pertanggungan itu tetap berlaku.

“Karena COVID-19, banyak pengadilan telah ditugaskan untuk menjawab apakah keberadaan virus dalam bisnis dapat menyebabkan kerusakan “fisik” pada properti,” kata Anderson. “Beberapa pengadilan telah mengatakan ya, atau setidaknya mungkin, tetapi banyak yang lain mengatakan tidak, yang berarti cakupan gangguan bisnis kontinjensi tidak akan berlaku jika gangguan tersebut semata-mata karena wabah dan penutupan COVID-19, misalnya.”

Pada September 2020, Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa perusahaan yang menyelenggarakan asuransi business interruption dan terpaksa menghentikan operasinya karena pandemi berhak mendapatkan kompensasi dari perusahaan asuransi.

“Ada opsi asuransi potensial lain yang tersedia untuk bisnis, yang tidak memerlukan pembuktian kerusakan fisik, tetapi cakupan ini kurang umum, kurang standar, dan seringkali lebih mahal,” kata Anderson. “Seperti biasa, berbicara dengan broker yang berpengetahuan dan dengan hati-hati meninjau setiap bahasa kebijakan yang diusulkan adalah kunci untuk memastikan cakupannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.”

Terlepas dari putusan pengadilan, perlindungan gangguan bisnis di tengah pandemi sebagian besar masih merupakan wilayah yang belum dipetakan, dengan ketidakpastian tentang apakah klaim dapat ditanggung, serta sejauh mana kompensasi.

“Ketentuan kebijakan operatif dan berbagai pengecualian sangat sulit untuk diuraikan, dan pengadilan telah bergulat dengan interpretasi dan penerapannya,” kata Anderson. “Ini berarti bahwa bagaimana suatu kebijakan akan ditafsirkan mungkin sangat bergantung pada apa yang diatur oleh undang-undang. Meskipun litigasi cakupan mungkin tidak dapat dihindari dalam beberapa situasi, adalah bijaksana untuk mempertimbangkan opsi non-litigasi. Kadang-kadang tertanggung dan perusahaan asuransi akan mengadakan perjanjian macet dan berdentang untuk memberikan waktu untuk presentasi dan diskusi klaim, tanpa harus khawatir tentang salah satu pihak yang mengajukan gugatan. Selain itu, meminta jasa mediator yang berpengetahuan luas untuk membantu diskusi penyelesaian juga bisa menjadi investasi yang baik, dan alternatif hemat biaya untuk mencapai kompromi tanpa litigasi.”

Untuk mengantisipasi insiden rantai pasokan, Anderson menyarankan bisnis untuk secara proaktif meninjau kontrak mereka dengan mitra bisnis dan polis asuransi mereka sendiri untuk menentukan hak atau pemulihan apa yang mungkin mereka miliki.

“Perhatikan dengan cermat tenggat waktu pelaporan dan bukti kerugian dan miliki prosedur untuk mendokumentasikan kerugian dan upaya untuk mengurangi kerugian,” katanya. “Banyak firma akuntansi yang baik mengkhususkan diri dalam menghitung dan mendokumentasikan properti, gangguan bisnis dan kerugian dan klaim gangguan bisnis kontinjensi.”


Terjemahan bebas dari insurancebusinessmag.com

Foto dari insurancebusinessmag.com














Share:

Chubb Akuisisi Cigna Senilai USD 5,75 Miliar


Chubb Limited umumkan kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan asuransi life dan non-life Cigna Corporation di tujuh negara, termasuk Indonesia. Nilai transaksi dari akuisisi bisnis asuransi kecelakaan diri dan kesehatan, serta asuransi jiwa itu mencapai US$ 5,75 miliar.

Chairman & Chief Executive Officer Chubb Evan G Greenberg menyampaikan, penambahan bisnis Cigna yang sebagian besar adalah asuransi kecelakaan diri dan kesehatan, akan semakin menyeimbangkan portofolio secara global di sejumlah kawasan penting tersebut.

"Kami telah lama mengagumi dan menghormati bisnis Cigna di Asia termasuk orang-orangnya yang berbakat, produk inovatif, kemampuan teknis dan analitis, serta distribusi dan manajemen. Kami mengenal bisnis ini dengan baik karena kami telah memiliki operasi yang cukup besar di regional dan global. Bisnis ini menghasilkan pendapatan yang sangat stabil dan berkualitas tinggi," kata Evan lewat keteranganya dikutip dari laman resmi Chubb, akhir pekan lalu.

Operasi yang akan diakuisisi termasuk bisnis asuransi kecelakaan diri dan kesehatan (accident & heath/A&H) dan asuransi jiwa Cigna di Korea, Taiwan, Selandia Baru, Thailand, Hong Kong dan Indonesia, termasuk juga usaha patungan di Turki. Operasi di wilayah tersebut setidaknya menghasilkan sekitar US$ 3 miliar premi bersih yang dicatatkan pada tahun 2020.

Evan mengatakan, peluang digital di seluruh kawasan ini besar dan belum dimanfaatkan. Termasuk untuk produk asuransi kecelakaan diri dan kesehatan, asuransi properti dan aneka (property and casualty/P&C), dan produk asuransi jiwa sederhana.

"Kami melihat masa depan. Secara luas di seluruh wilayah , Chubb akan lebih mampu memanfaatkan peluang pasar dan produk dengan merek yang kuat, keterampilan direct marketing yang saling melengkapi, dan cross selling produk non asuransi jiwa bagi kehidupan pelanggan," tambah dia.

Transaksi tersebut bakal melengkapi strategi Chubb untuk memperluas kehadirannya di kawasan Asia-Pasifik, area pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan. Selain itu, turut menambah bisnis asuransi kecelakaan diri dan kesehatan yang sudah cukup besar, sambil memperluas bisnis asuransi jiwa perusahaan yang berbasis di Asia.

Adapun setelah transaksi selesai, bagian Asia-Pasifik dari portofolio premi Chubb global akan meningkat dari sekitar US$ 4 miliar menjadi US$ 7 miliar dan mewakili sekitar 20% perusahaan (tidak termasuk China). Lebih dari 80% premi dari bisnis yang akan diakuisisi berasal dari produk asuransi kecelakaan diri dan asuransi kesehatan tambahan.

Akuisisi bisnis itu dinilai semakin mengukuhkan kepemimpinan Chubb dalam segmen asuransi tambahan tersebut secara global, dengan premi tumbuh dari US$ 3,7 miliar menjadi $ 6,1 miliar. Bersama-sama, bisnis asuransi kecelakaan diri dan asuransi kesehatan, serta asuransi jiwa akan mencakup 21% dari pendapatan premi perusahaan secara keseluruhan dibandingkan saat ini sebesar 14%.

Sementara itu, President & Chief Executive Officer Cigna Corporation David M Cordani mengungkapkan, kesepakatan dengan Chubb adalah langkah maju lain dalam memajukan fokus strategis pada portofolio layanan kesehatan global. "Kami bangga atas keberhasilan dalam membangun bisnis asuransi kecelakaan, asuransi tambahan, dan manfaat bisnis asuransi jiwa di Asia Pasifik serta meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman pelanggan kami di seluruh kawasan," imbuh dia.

Dikutip dari investor.id

Share:

Mengenal Churning, Pooling, dan Twisting dalam Asuransi

Apakah Anda pernah mendengar istilah Churning, Pooling, dan Twisting? Ketiga istilah itu muncul dalam SE OJK Nomor 19/SEOJK.05/2020 tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi. 

Churning adalah tindakan pihak yang memasarkan Produk Asuransi yang membujuk dan/atau memengaruhi pemegang polis untuk mengubah atau mengganti Polis Asuransi yang ada dengan Polis Asuransi yang baru pada Perusahaan yang sama, dan/atau membeli Polis Asuransi baru dengan menggunakan dana yang berasal  dari Polis Asuransi yang masih aktif dari Perusahaan yang sama tanpa penjelasan terlebih dahulu kepada pemegang polis mengenai kerugian yang dapat diderita oleh pemegang polis akibat perubahan/penggantian tersebut. 

Contohnya: Seorang Agen A dari Perusahaan ABC membujuk klien X untuk membatalkan polis asuransi X dengan iming-iming tertentu dan menerbitkannya kembali di perusahaan ABC namun dengan menggunakan keagenan A. 

Pooling adalah tindakan mengalihkan penjualan Produk  Asuransi yang telah dilakukan oleh Agen Asuransi, atau pihak yang memasarkan Produk Asuransi kepada pihak lainnya.

Contohnya, perusahaan asuransi ABC membukukan binsis dari Agen A sebagai produksi dari agen B dengan alasan agen B adalah leader dari agen A.

Twisting adalah tindakan pihak yang memasarkan Produk Asuransi yang membujuk dan/atau memengaruhi pemegang polis untuk mengubah spesifikasi Polis Asuransi yang ada atau mengganti Polis Asuransi yang ada dengan Polis Asuransi yang baru pada Perusahaan lainnya, dan/atau membeli Polis Asuransi baru dengan menggunakan dana yang berasal dari Polis Asuransi yang masih aktif pada suatu Perusahaan lainnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum atau sesudah tanggal Polis  Asuransi  baru  di  Perusahaan lain diterbitkan.

Contoh: Broker A meminta tertanggung X untuk membatalkan polis secara prorata di Asuransi ABC, dan premi prorata tersebut digunakan untuk membeli polis di asuransi DEF melalui broker A tersebut. (ABP)

Sumber Istilah: SE OJK Nomor 19/SEOJK.05/2020

Sumber Gambar: CheepInsurance.ca

Share:

Guy Carpenter: Sektor (Re)asuransi Tetap Tangguh Melalui Pasar yang Menantang

 


(Re)asuransi terus menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dan menanggapi pasar yang menantang yang disebabkan oleh COVID-19 dan faktor lainnya, menurut briefing media virtual baru-baru ini yang diselenggarakan oleh Guy Carpenter & Company, LLC (Guy Carpenter), risiko global dan spesialis reasuransi dan bisnis Marsh McLennan.

Pengarahan, yang disebut “Moving Forward,” mengeksplorasi kondisi pasar yang berkembang, perkembangan modal, pertumbuhan sekuritas terkait asuransi, dan pendorong perubahan – termasuk teknologi; strategi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG); dan ancaman dunia maya yang semakin meluas.

Lara Mowery, kepala distribusi global di Guy Carpenter, memimpin panel. Dia bergabung dengan Sebastian Cook, direktur pelaksana dan kepala London Eropa; Christopher Ross, direktur pelaksana pialang perjanjian; Shiv Kumar, presiden sekuritas GC; Dr Jessica Turner, direktur pelaksana untuk penasehat bencana; dan Erica Davis, direktur pelaksana dan co-head cyber global.

Dalam briefing, Mowery mengklaim bahwa selera risiko dan penawaran produk reasuradur terus berkembang dalam menanggapi realitas pasar berkembang. Sementara itu, diferensiasi tetap berharga.

 “Beberapa pendorong ketidakpastian menghilang. Tingkat primer stabil, dan banyak modal tradisional, serta alternatif, mendukung sektor ini, ”lanjutnya. “Pasar akan terus memantau bagaimana klaim COVID-19 diselesaikan dan bagaimana kerugian pada tahun 2021 berkembang sambil juga memperhatikan risiko yang berkembang termasuk dunia maya dan perubahan iklim.”

Cook menyatakan bahwa Indeks Property Catastrophe Rate-on-Line (ROL) AS meningkat sebesar 6% untuk perpanjangan dari Januari hingga Juli, sekitar setengah dari peningkatan yang dialami selama periode yang sama tahun 2020. Sementara itu, di Asia, peningkatannya sekitar 5%.

Secara keseluruhan, tingkat ROL dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk beberapa peningkatan retensi, terutama pada program yang berdampak kerugian, batas tambahan yang dibeli di bagian atas program, dan peningkatan harga.

Ross menjelaskan bahwa beberapa faktor penyeimbang memengaruhi pasar, dengan pengurangan kapasitas, peningkatan retensi, pembatasan cakupan, dan fokus pada strategi manajemen risiko klien yang memengaruhi tingkat kenaikan tarif.

“Keterlibatan antara semua pihak sangat luar biasa selama periode yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Menuju pembaruan akhir tahun, kami berharap momentum positif ini berlanjut dan mengarah pada periode pembaruan yang teratur dengan kapasitas yang cukup untuk mendukung strategi reasuransi cedents,” kata Ross.

Sementara itu, Kumar menyoroti ketahanan pasar modal yang sedang berlangsung dan pertumbuhan obligasi bencana selama 12 bulan terakhir.

Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, 2021 menjadi “tahun ESG” karena perubahan iklim dan risiko lingkungan lainnya tetap menjadi perhatian utama para CEO di seluruh dunia terkait kemungkinan dan dampaknya, menurut Dr Turner. Akibatnya, Guy Carpenter dan Marsh McLennan bekerja dengan klien untuk membantu mereka mengatasi berbagai tantangan LST yang mereka hadapi.

“Kami dapat memberikan saran tentang harapan investor, lembaga pemeringkat, dan regulator terkait ESG, mengidentifikasi seperti apa tampangnya dan membantu perusahaan mengembangkan strategi untuk mengelola transisi menuju target nol bersih mereka sendiri,” kata Dr Turner.

Sementara itu, Davis menunjuk pada dampak risiko siber yang tumbuh dan berkembang sebagai pendorong lebih lanjut untuk perubahan di sektor (re)asuransi.

“Di seluruh industri, asumsi pengembangan kerugian untuk risiko dunia maya kembali ditinjau kembali pada tahun 2021 untuk mencerminkan efek dari aktivitas klaim saat ini,” katanya.

“Untuk dampak gesekan, kecenderungan insiden siber yang lebih tinggi, terutama serangan ransomware, kemungkinan akan menghambat pembalikan tren biaya klaim dalam waktu dekat. Menanggapi peningkatan terus-menerus dalam frekuensi dan tingkat keparahan, ini adalah tahun bagi penjamin emisi siber untuk mengambil tindakan.”

 

Diterjemahkan dari: https://www.insurancebusinessmag.com/uk/news/breaking-news/guy-carpenter-reinsurance-sector-stays-resilient-through-challenging-market-309722.aspx

Ditulis Oleh: Roxanne Libatique

Share:

Risiko Cyber Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Semua orang yang bekerja pada cyber insurance tahu bahwa industri ini tidak pernah statis. Risiko bisnis selalu berubah sepanjang waktu.

Justin Herring, wakil pengawas eksekutif di Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York (DFS) mengatakan bahwa pengubah permainan dari cyber insurance adalah ransomware. Serangan Ransomware menyumbang hampir seperempat dari semua insiden dunia maya secara global tahun lalu, menurut perusahaan perangkat lunak Bitdefender.

Pada tahun 2017 AS diserang ransomware yang berdampak pada 966 lembaga pemerintah, pendiidkan, dan penyedia layanan kesehatan dengan potensi kerugian leboh dari USD 7,5 milyar. 

Seiring dengan saling ketergantungannya dengan 

Beberapa kasus buruk pencurian data yang dialami oleh Tokopedia pada Maret 2020, Komisi Pemilihan Umum pada Mei 2020, Lazada dan Cermati pada akhir 2020, BPJS Kesehatan pada Mei 2021, dan BRI life pada Juni/Juli 2021 merupakan sederet kasus menyedihkan yang terkait dengan cyber insurance.

teknologi, terutama selama pandemi COVID-19 berlangsung, membuat perusahaan dan organisasi lebih rentan terhadap segala jenis serangan cyber yang dapat memiliki efek sistematik.

Semua ini telah menghasilkan kesadaran publik yang lebih besar tentang insiden siber, dengan lebih banyak perusahaan berusaha untuk memperkuat postur keamanan siber mereka. Organisasi harus memeriksa dengan cermat eksposur risiko cyber yang mereka hadapi. 

Serangan cyber bukanlah risiko yang tidak dapat ditanggulangi. Menggunakan password yang rumit, membatasi akses karyawan pada data perusahaan, melakukan pengecekan berkala terhadap sistem keamanan cyber, dan seterusnya dapat selalu dilakukan oleh organisasi untuk mengamankan data.

Meski demikian, cyber insurance merupakan sesuatu yang wajib Anda beli. Cyber insurance memberikan Anda kepastian bahwa sekalipun akhirnya serangan cyber terjadi, Anda tidak mengalami kerugian lebih dari yang akan terjadi jika Anda tidak memiliki asuransi. Anda dapat membaca mengenai cyber insurance secara lebih lengkap di sini. (ABP)


Share:

Syarat OJK untuk Bank Digital


Otoritas Jasa keuangan (OJK) resmi menerbitkan aturan baru untuk sektor perbankan, yang sebelumnya telah dirancang sejak 16 April silam. Kebijakan itu tertuang dalam POJK 12/2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan bank digital. Kehadiran POJK No.12/2021 jadi hal yang ditunggu-tunggu karena memberi kejelasan tentang bank digital. Salah satunya hanya perusahaan dengan pendanaan yang kuat yang bisa menjalankan usaha ini, yang diatur lewat persyaratan modal inti.

Dalam POJK 12/2021 dijelaskan bahwa bank digital adalah bank yang melakukan transaksi secara elektronik dan tidak perlu mempunyai cabang yang banyak. Perusahaan boleh beroperasi dengan hanya satu kantor pusat dan kantor fisik dengan jumlah terbatas.

Selain itu, modal inti pendirian bank baru ialah sebesar 10 triliun rupiah. Sementara bank konvensional yang bertransformasi menjadi bank digital, harus memiliki modal inti 3 triliun rupiah. Sementara dari sisi keamanan, OJK mengatakan masih akan mengawasi bagaimana bank digital mengelola risikonya dan akan dilakukan evaluasi secara berkala.

Silakan download POJK 12/2021 melalui link berikut ini


Info: snips@stockbit.com

Gambar: money.kompas.com

Share:

Insurtech: ancaman yang menginspirasi (bagian 4)

 Jalur insurtech untuk meningkatkan kinerja

Untuk pemain lama, semua berita tidak seburuk atau sejauh itu. Insurtechs tidak sengaja berusaha untuk menggantikan perusahaan asuransi tradisional. Wawasan yang dihasilkan dari database McKinsey Panorama Insurtech menunjukkan bahwa 61 persen dari semua insurtechs saat ini fokus pada penyediaan layanan kepada perusahaan asuransi, menyederhanakan dan mendigitalkan bagian dari rantai nilai asuransi (lihat Gambar 4). Hanya sebagian kecil, 9 persen, yang bertujuan untuk menggantikan petahana, sementara 30 persen fokus pada disintermediasi pelanggan. Banyak insurtechs mengandalkan pemain lama untuk menanggung risiko. Dan pemain lama mulai mendapatkan inspirasi dari insurtechs, mempelajari cara mereka bekerja dan menggunakan teknologi dan layanan baru saat mereka mengembangkan inovasi dan inisiatif digital mereka sendiri. Digitizers terkemuka di antara perusahaan asuransi—mereka yang telah mengambil halaman dari buku pedoman insurtech—tidak hanya lebih menguntungkan daripada rekan-rekan mereka yang kurang digital, tetapi juga tumbuh lebih cepat. 



Insurtech mempelajari bagaimana mereka bekerja dan menggunakan teknologi dan layanan baru saat mereka mengembangkan inovasi dan inisiatif digital mereka sendiri. Digitizers terkemuka di antara perusahaan asuransi—mereka yang telah mengambil halaman dari buku pedoman insurtech—tidak hanya lebih menguntungkan daripada rekan-rekan mereka yang kurang digital, tetapi juga tumbuh lebih cepat.

Dalam mengembangkan strategi untuk menjawab tantangan insurtech, perusahaan asuransi tradisional diuntungkan dengan pelajaran dari pengalaman fintech di perbankan. Pengalaman itu membantu menetapkan dimensi ancaman serta peluang yang dimilikinya. Penanggung dapat mulai bertindak dengan memusatkan perhatian pada tiga topik besar: lanskap inovasi, area prioritas mereka sendiri untuk tindakan, dan kemungkinan model operasi. Secara khusus, strategi inovasi Penanggung perlu lebih berorientasi eksternal untuk memantau dan menganalisis secara terus menerus ekosistem inovasi yang sedang dibangun oleh insurtech. Di sisi lain,  perusahaan asuransi pemain lama perlu menilai pain points bisnis dan strategi mereka untuk memiliki pandangan yang jelas tentang area rantai nilai mana dan lini bisnis mana yang dapat ditingkatkan secara efisien dengan inovasi yang berasal dari insurtech. Terlibat dengan dan terinspirasi oleh insurtech dapat memungkinkan pemain lama untuk mendigitalkan lebih cepat dan lebih baik dan meningkatkan peluang mereka di dunia digital baru.

Ada beberapa pendekatan berbeda yang dapat digunakan para pemain lama untuk mengatasi insurtech, mereka dapat secara internal mengembangkan model bisnis berbasis teknologi yang mereka dapatkan dari inspirasi atau mengakuisisi perusahaan secara langsung. Banyak pilihan ada di antaranya, mulai dari mengembangkan lab digital hingga mendirikan modal ventura perusahaan, dari berkolaborasi dengan insurtech hingga bermitra dengan dana modal ventura. Namun, tidak ada solusi universal, dan setiap strategi bergantung pada konteks spesifik, ambisi perusahaan, dan pain points yang ditargetkan.


Tulisan ini disarikan dari Jurnal Financial Services, McKinsey&Company, Maret 2017

Oleh: Afrianto Budi

Share:

Insurtech: ancaman yang menginspirasi (bagian 3)

 Bagaimana insurtech berbeda dari pemain lama

Insurtech mampu masuk ke pasar dengan cara yang secara fundamental berbeda dari yang bisa dilakukan oleh pemain lama. Salah satu keuntungan yang dieksploitasi oleh insurtech adalah kebebasan mereka dari produk, proses, dan sistem IT yang lama. Mereka mampu merancang proses, produk, dan sistem digital dari bawah ke atas, dengan mengandalkan teknologi terkini. Seperti fintech, insurtech menargetkan kumpulan nilai tertentu di sektor ini, daripada berusaha memberikan solusi ujung ke ujung. IT yang lebih sederhana dan operasi yang lebih sederhana menghasilkan investasi yang lebih sedikit dan pengembalian yang lebih cepat. Insurtechs menggunakan keahlian digital mereka untuk memaksimalkan nilai dalam beberapa cara karakteristik perusahaan digital yang sesungguhnya:

- Peningkatan konektivitas. Insurtechs seperti broker digital Knip di Jerman dan Clark di Swiss menggunakan kecerdasan buatan dan bot untuk memberikan saran robo melalui antarmuka pelanggan digital dengan distribusi digital.

- Konsep produk yang ditargetkan. Insurtechs dapat menawarkan produk berpremi terjangkau yang dipersonalisasi berdasarkan penggunaan atau layanan bernilai tambah. Cuvaa memungkinkan pelanggan untuk membeli asuransi mobil per jam sesuai permintaan menggunakan ponsel mereka. Kasko dan Simplensurance menawarkan perlindungan asuransi sebagai pembelian tambahan dalam situs e-commerce.

- Otomatisasi penuh. Dengan pendekatan otomatis, insurtechs memotong biaya dan mempercepat proses untuk memenuhi harapan pelanggan. SnapSheet, misalnya, menawarkan manajemen klaim otomatis end to end, sementara aplikasi seluler Claim Di “shake and go” memungkinkan penggugat untuk berinteraksi dengan operator mereka di lokasi kecelakaan hanya dengan menggoyangkan ponsel mereka.

- Pengambilan keputusan dan wawasan berbasis data. Dengan akses ke berbagai sumber data, termasuk telematika dari kotak yang terpasang dan aplikasi smartphone, insurtech menerapkan teknik pembelajaran mesin untuk menawarkan produk dan layanan yang inovatif dan dipersonalisasi. Metromile, misalnya, menawarkan asuransi mobil bayar per mil kepada pengemudi dengan jarak tempuh rendah di beberapa negara bagian AS. FitSense memungkinkan perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan untuk menggunakan data dari teknologi yang dapat dikenakan dalam penjaminan, penetapan harga, dan penanganan klaim.



Insurtechs membangun model bisnis mereka dengan mengatasi pain points yang dialami pelanggan dalam hubungan mereka dengan perusahaan asuransi yang ada. Mereka terutama berusaha untuk meningkatkan minat pelanggan dan mendorong interaksi. Mereka melakukan ini dalam beberapa cara:

- Keterlibatan sosial. Perusahaan asuransi peer-to-peer, seperti Friendsurance, Lemonade, Guevara, dan Inspeer, menggunakan pool pemegang polis untuk menurunkan tarif, tetapi juga membuat kontrak sosial dengan pemegang polis yang akan membuat iri banyak perusahaan asuransi tradisional. ERSTE Digital, broker digital yang menawarkan liputan tambahan, menjual melalui saluran media sosial, termasuk YouTube, Instagram, dan Facebook.

- Interaksi lebih sering. Perusahaan asuransi sesuai permintaan (on-demand insurance) seperti Trōv dapat menawarkan kepada konsumen suatu polis on-off yang diaktifkan secara seluler untuk menjalankan atau menghentikan perlindungan. Inovasi ini mempromosikan hubungan pelanggan dan meningkatkan kesadaran asuransi dengan membuatnya lebih relevan.

- Digitalisasi "moment of truth." Pain points pelanggan, baik yang timbul dalam saran atau klaim, dapat menghancurkan hubungan pelanggan. Solusi konsultasi untuk “moment of truth” ini, seperti PolicyGenius dan HeyBrolly, mengatasi kekhawatiran pelanggan tentang kelebihan atau kekurangan asuransi. Demikian juga dalam klaim, Bauxy memungkinkan pelanggannya secara instan memulai pemrosesan klaim langsung dengan mengambil foto invoice dan mengirimkannya secara elektronik.


Insurtechs juga mewujudkan budaya kewirausahaan generasi berikutnya. Pendiri seringkali merupakan inovator yang paham teknologi dengan pengalaman di perusahaan software atau asuransi. Tidak terbebani oleh operasi berat dan persyaratan investasi yang tinggi, mereka dapat mengambil risiko untuk melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak. Mereka mewujudkan etos budaya start-up digital, di mana perusahaan muncul, gagal, dan terkadang muncul kembali dalam bentuk yang dimodifikasi, dengan pelajaran dari kegagalan yang dimasukkan ke dalam rencana baru. Mereka cenderung mengadopsi gaya organisasi datar, menarik karyawan yang teridentifikais sangat sesuai dengan perusahaan dan misinya. Dengan sedikit jarak yang memisahkan staf dari manajemen puncak, insurtech dapat lebih mudah melakukan penyesuaian dan bertindak berdasarkan pengalaman terbaru.


Selanjutnya: Jalur insurtech untuk meningkatkan kinerja

Share:

Insurtech: ancaman yang menginspirasi (bagian 2)

 Di mana posisi insurtech saat ini?

Tidak berbeda dengan fintech, insurtech berfokus pada segmen ritel. 75 persen bisnis insurtech menyasar segmen ritel sedangkan sisanya di segmen komersial. Insurtech menyasar milenial dan orang muda. Kaum milenial dan orang muda cenderung menghargai kenyamanan dalam bertransaksi dan suka mengeksekusi transaski dari jarak jauh. Jika perlu, mereka ingin bertransaksi tanpa interaksi langsung dengan institusi. Karena itulah proses pengajuan asuransi dan klaim melalui saluran digital yang tanpa batas ruang dan waktu akan menjadi prioritas. 

Meskipun insurtech banyak berfokus pada segmen retail, insurtech mulai menyasar segmen komersial. Meski demikian, segmen komersial pada insurtech lebih berfokus pada pencegahan kerugian dan efisiensi. 

Berdasarkan penelitian dari McKinsey Panorama Insurtech, pada keseluruhan rantai nilai asuransi, insurtech aktif berinovasi terhadap saluran distribusi (37 persen) dan penetapan harga (23 persen). Dalam hal distribusi, 75 persen dari insurtech fokus pada distribusi, dengan membuat produk tersedia bagi pelanggan dengan memfasilitasi perbandingan produk dan menyederhanakan proses pembelian. Kegiatan ini dibangun di atas keberhasilan agregator seperti comparethemarket.com atau confused.com—pelopor e-commerce yang pindah ke layanan keuangan di abad ke-21 dan sekarang menjadi pemimpin dalam asuransi digital.

Bentuk insurtech sangat mengadopsi dan mengadaptasi teknologi baru. Beberapa teknologi baru mendukung inovasi produk secara spesifik termasuk asuransi micro, used-based insurance, dan asuransi peer-to-peet. Lainnya memiliki penerapannya dalam berbagai industri termasuk machine learning, robo-advisory, dan Internet of Things (Gambar 2). 



Insurtech sedang mencari kumpulan nilai

Insurtech secara jelas mewakili risiko pasar untuk pemain lama. Dengan model operasi yang gesit dan inovasi digital, mereka pada awalnya akan menargetkan kumpulan keuntungan menarik yang dibuka oleh digital dan menangkap pangsa di antara segmen pelanggan tertentu. Start-up Insurtech baru saja memmulai untuk menangani sekumpulan nilai potensial; insurtech masih dalam masa pertumbuhan, tetapi sudah mulai berdampak pada industri. Industri asuransi global mewakili volume premi sebesar $4 triliun menurut McKinsey Global Insurance Pool. Pada saat yang sama industri saat ini mencapai tingkat pertumbuhan yang relatif rendah di wilayah di mana insurtechs memiliki penetrasi tertinggi, yaitu Eropa Barat dan Amerika Utara. Di wilayah ini hanya pertumbuhan 4 tahun di bidang health yang secara signifikan mengungguli pertumbuhan PDB dengan 6,2 persen terhadap pertumbuhan PDB yang hanya sebesar 2,7 persen sementara P&C dan asuransi jiwa masing-masing hanya mencapai pertumbuhan 3,0 persen dan 2,5 persen.

Gambar 3 di bawah ini menunjukan nilai proposisi perinsurtech berdasarkan database McKinsey Panorama yang menggarisbawahi bagaimana insurtech menyerbu pasar. Empat puluh persen insurtech  memiliki proposisi nilai utama yang dibangun untuk menemukan cara baru untuk tumbuh yaitu dengan cara memperkenalkan produk atau layanan baru atau memasuki segmen baru; sedangkan 22 persen lainnya berfokus pada penurunan biaya akuisisi dengan menyediakan layanan digital antarmuka keppada pelanggan dan menggunakan suatu model langsung. Perusahaan insurtech sisanya membangun proposisi nilai mereka pada seputar penurunan biaya admin polis, manajemen klaim, dll. melalui  digitalisasi dan perampingan proses.



Dalam hal pencarian cara untuk berkembang, satu kunci dari kesuksesan insurtech adalah bahwa mereka masuk ke dalam pasar yang tidak pernah disentuh dan mengalamatkannya pada kebutuhan yang belum pernah terpenuhi. BIMA, suatu microinsurer mobile yang berasal dari Swedia menyediakan asuransi berpremi rendah di pasar berkembang yang memiliki penetrasi mobile yang relatif tinggi dan jaminan asuransi yang sangat sempit. Dengan menyediakan asuransi mobile di target pasar tersebut, BIMA mencapai petumbuhan yang tinggi pada tahun 2011. Kini BIMA memiliki 20 juta pelanggan di 15 negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin dengan menyediakan asuranssi pay-as-you go dan mobile health service untuk orang-orang yang hidup dengan biaya kurang dari $10 per hari.

Kehadiran insurtech dalam membuat terobosan ke dalam industri asuransi mungkin meningkatkan tingkat pertumbuhan industri secara keseluruhan, dan pasti akan mendapatkan pangsa pasar dengan model digital mereka. Investor dan talenta industri adalah orang-orang yang percaya. Lemonade, perusahaan asuransi peer-to-peer yang berbasis di AS telah menarik dana yang signifikan dari investor utama, serta bakat dari perusahaan asuransi terkemuka, dengan janji untuk "uberize" asuransi. Start-up mungkin berhasil atau mungkin gagal, tetapi penerimaan pra-peluncuran dan hasil awalnya merupakan indikasi tingkat gangguan yang dapat diharapkan.

Selanjutnya: Bagaimana insurtechs berbeda dari pemain lama


Share:

Insurtech: ancaman yang menginspirasi (bagian 1)

Teknologi kini masuk ke sektor asuransi. Teknologi membawa kekuatan inovasi yang akan membawa perubahan sebagaimana kita lihat pada industri perbankan dengan munculnya fintech (financial technology). 

Fintech biasanya diawali sebagai perusahaan start-up yang mencoba untuk memberi warna dalam sektor perbankan. Mereka mendobrak perbankan tradisional dengan memberikan biaya admin yang lebih rendah, meniadakan kebutuhan kantor cabang, dan menggunakan website ataupun aplikasi untuk melakukan transaksi. Dengan mengembangkan produk inovatif dan melakukan digitalisasi, Fintech mulai mengambil dominasi bank tradisional.

Pola yang sama akan terjadi pada industri asuransi. Insurtech mengambil kesempatan untuk mengambil peluang pasar dengan teknologi. Sebagaimana Fintech, Insurtech dapat memperluas inovasi melalui berbagai sektor dan menciptakan berbagai keunggulan kompetitif. Masyarakat semakin mengharapkan proses pembelian asuransi secara mudah dan proses pengajuan klaim yang cepat. Tidak hanya itu, Insurtech diharapkan dapat menciptakan produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


Lahirnya Insurtech

Sudah beberapa tahun, Insurtech mewarnai industri asuransi. Berdasarkan data CB Insight, insvestasi terhadap insurtech dimulai pada tahun 2011 sebesar $140 juta. Nilai ini meningkat menjadi $270 juta pada tahun 2013. Di tahun yang sama, beberapa insurtech sukses mendapatkan pendanaan dari berbagai investor. Investasi rata-rata perinsurtech sebesar $5 juta di tahun 2011 menjadi $22 juta di tahun 2015. 

Sebuah analisis dari database Panorama Insurtech dari geografi pendirian perusahaan menunjukkan bahwa meskipun AS telah menjadi pasar perintis untuk insurtech, sekarang hanya 46 persen perusahaan yang berkantor pusat di wilayah dengan yang lain 40 persen berbasis di EMEA. Setelah AS, Inggris dan kemudian Jerman adalah rumah  dari sebagian besar perusahaan insurtech. Wilayah Asia Pacific hanya menyumbang 14 persen dari insurtechs tetapi diharapkan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat di masa mendatang. Insurtech aktif di semua  produk asuransi dan lini bisnis, dengan konsentrasi di bisnis P&C dan di area pemasaran dan distribusi value chain (Gambar 1).




Share:

Tahap-tahap Pendanaan Startup


Dikutip dari situs Ekrut, berikut ini adalah jalan panjang pendanaan suatu individu atau organisasi dalam membangun suatu perusahaan startup. Pendanaan pada suatu startup dapat dibagi kembali menjadi tahap-tahap berikut:


1. Pre-seed funding

Pada tahap ini, pendanaan perusahaan startup berasal dari sumber daya yang tersedia. Investor pada umumnya merupakan pendiri perusahaan sendiri atau keluarga dan teman-temannya.

Dana yang diperlukan berkisar antara 150 juta hingga 1,5 miliar rupiah. Sambil mencari sumber dana, pendiri perusahaan perlu mengeksplorasi lebih banyak ide terkait produk, melakukan market testing, dan menyusun rencana peluncuran produk.


2. Seed funding

Selama tahap seed funding, perusahaan startup telah memperoleh bantuan untuk menentukan produk akhir dan target pasarnya. Pendiri perusahaan tidak lagi harus mendanai sendiri usahanya, sebab investor dapat berasal dari:

  • Teman dan keluarga.
  • Business angel (para pendiri perusahaan startup yang memutuskan untuk berinvestasi dalam perusahaan startup baru) 
  • Micro venture capital (modal dalam bentuk uang dari berbagai investor) 
  • Crowdfunding (praktik penggalangan dana dari banyak orang, biasanya melalui internet)

Di Indonesia, pendanaan pada tahap ini berkisar antara 500 juta hingga 2,5 miliar rupiah. Dana tersebut dimanfaatkan untuk proses rekrutmen, peluncuran produk, pengembangan pasar, dan membangun daya tarik konsumen.


Pendanaan selama tahap pertumbuhan

Setelah menentukan produk, melakukan serangkaian pengujian, serta mengadakan rekrutmen, perusahaan startup kini siap menginjakkan kaki pada tahap selanjutnya. Sumber dana perusahaan startup selama masa pertumbuhan terdiri dari tahap-tahap berikut:

1. Putaran seri A

Pendanaan seri A dimulai ketika bisnis startup sudah memiliki produk tetap dan pengguna dalam jumlah tertentu. Ini adalah tahap bagi pendiri startup untuk membangun model bisnis yang tepat dan mengembangkan produknya ke wilayah lain.

Jumlah dana pada putaran seri A tergantung dari potensi dan kemampuan bisnis startup itu sendiri. Rata-rata, kisarannya sebesar 10 miliar hingga 33 miliar rupiah. Dana tersebut biasanya berasal dari beberapa investor sekaligus.

2. Putaran seri B

Pendanaan seri B diberikan kepada bisnis startup yang sudah mengalami peningkatan market share dan scaling, mampu bertahan di antara para kompetitor, serta memiliki tim yang berkualitas tinggi.

Jumlah pendanaan pada tahap ini berkisar antara 22 miliar hingga 80 miliar rupiah. Namun, belum ada perusahaan startup di Indonesia yang mampu menyerap angka tersebut. Ini disebabkan karena jumlah pengguna yang ada belum dapat menghasilkan keuntungan sesuai permintaan investor.

3. Putaran seri C dan seterusnya

Saat suatu perusahaan mencapai tahap pendanaan seri C, artinya perusahaan tersebut telah sepenuhnya matang. Model bisnis yang digunakan bekerja secara efektif, jumlah pengguna terus meningkat, dan perusahaan mampu melakukan akuisisi.

Angka pendanaan seri C dapat menyentuh puluhan hingga ratusan juta dolar. Investor pada tahap ini terdiri venture capitalist tingkat lanjut, perusahaan swasta, hingga bank.

4. Initial public offering (IPO)

IPO adalah tahapan ketika suatu perusahaan menawarkan sahamnya kepada masyarakat untuk pertama kali. Investor utama, bahkan satu-satunya pada tahap ini adalah masyarakat yang berminat membeli saham perusahaan tersebut.

Perusahaan yang mencapai tahap IPO telah memiliki kondisi finansial yang stabil. Tata kelola perusahaan juga telah berjalan dengan baik. Hasil akhirnya adalah perusahaan yang mampu tumbuh lebih besar dengan pasar yang terus berkembang.

Beragam tahap pendanaan startup tidak lain merupakan batu loncatan bagi suatu perusahaan untuk terus berkembang. Melalui tahap-tahap tersebut, perusahaan dapat memahami posisi serta potensi yang dimilikinya.

Tentu dibutuhkan waktu yang cukup lama hingga suatu perusahaan dapat mencapai tahap pendanaan lebih lanjut. Meski demikian, hal ini tidaklah mustahil selama orang-orang yang terlibat dalam perusahaan selalu fokus untuk berkembang.


Sumber: Ekrut.com

Gambar: Ekrut -  Istimewa

Share:

Mengenal 3 Jenis Insurtech di Indonesia


Insurtech adalah pedekatan baru industri asuransi dalam menciptakan produk asuransi dan dalam memasarkan produk asuransi ke masyarakat. Dalam hal pemasaran, Insurtech memperkenalkan user jurney yang baru kepada para penggunanya. Secara teknis, InsurTech berkembang mulai dari manajemen asuransi hingga  pemrosesan, penjualan, pengelolaan data, dan lainnya. 

Saat ini, ada tiga jenis insurtech yang ada di Indonesia. Saya akan jabarkan satu persatu secara sederhana.


Aggregator/Marketplace

Insurtech jenis agregator ini memberikan pengalaman baru dalam mendapatkan produk asuransi dengan cara membandingkan produk asuransi satu dengan yang lain. Masyarakat dapat membandingan harga, luas jaminan asuransi, hingga ketentuan klaim dari berbagai asuransi. Agregator dalam hal ini berperan secara pasif untuk memberikan perbandingan berbagai produk dan layanan asuransi serta menyediakan platform untuk memfasilitasi transaksi. Agregator mendapatkan komisi atau imbal hasil dari asuransi apabila berhasil menjual produk dalam jumlah tertentu. Beberapa contoh agregator yang bisa kita sebutkan antara lain cekpremi.com, lifepal.com, cermati.com, cekaja.com


Broker/Agent

Merupakan aggregator yang telah memiliki izin kepialangan/keagenan asuransi.  Hak dan kewajiban diatur dengan jelas antara broker/agent dengan perusahaan asuransi. Mereka memiliki lisensi untuk menjalankan bisnis keperantaraan secara aktif, baik sebagai konsultan manajemen risiko maupun dalam memilih perusahaan asuransi sesuai kebutuhan Tertanggung dan mengatur transaksi asuransi. Seiring berkembangnya waktu, Insurtech jenis ini juga menyediakan platform bagi para agen/tenaga pemasar asuransi untuk melakukan transaksi asuransi. Beberapa contohnya antara lain Fuse, Qoala, dan Pasar Polis Mitra. 


The Full Stack Insurtech

Ini adalah transormasi perusahaan asuransi yang memiliki izin penyelenggaraan asuransi untuk membangun platform digitalnya sendiri dalam memberikan pelayanan dan pengalaman unik kepada pelanggannya mulai dari promosi produk, penjualan, analisis risiko, pelayanan transaksi pembayaran langsung premi maupun klaim. Contoh dari Insurtech ini adalah Simas Insurtech yang secara khusus menyediakan produk-produk asuransi berbasis digital / API untuk berbagai platform maupun end customer.


Afrianto Budi, CIIB, ANZIIF (Sr Assoc) CIP

Bogor, 12 Aug 2021

Share:

Tutorial Online 108 - Praktek Klaim - Juni 2021

Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2012 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 400 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:



Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:
Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
Klik di SINI untuk hubungi lewat Whatsapp
Kami akan senang membantu Anda.




Share:

Tutorial Online 107 - Praktek Underwriting - Juni 2021

Soal Jawab 107: Praktek Underwriting - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2012 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 299 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:



Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:
Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
whatsapp: 081381024460
Kami akan senang membantu Anda.



Share:

Tutorial Online 106 - Asuransi Pengangkutan - Juni 2021

 Soal Jawab 106: Asuransi Pengangkutan - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2012 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 233 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:



Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:
Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
whatsapp: 081381024460
Kami akan senang membantu Anda.



Share:

Tutorial Online 104 - Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat - Juni 2021

Soal Jawab 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2006 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 223 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:

 

 

Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:


Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
whatsapp: 081381024460
Kami akan senang membantu Anda.



Share:

Tutorial Online 103 - Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan - Juni 2021

Soal Jawab 103: Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2006 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 191 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:


Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:
Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
whatsapp: 081381024460
Kami akan senang membantu Anda.



Share:

Tutorial Online 102 - Hukum Asuransi - Juni 2021

Soal Jawab 102: Hukum Asuransi - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2006 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 287 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:

Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:
Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
whatsapp: 081381024460
Kami akan senang membantu Anda.



Share:

Tutorial Online 101 - Praktek Asuransi - Juni 2021

 Soal Jawab 101: Praktek Asuransi - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021

Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2006 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 429 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi

Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.

Silakan lihat sample di sini:
 • Google Drive
 • Slideshare

Silakan lihat previewnya di sini:



 

Cara Pembayaran


1. Transfer uang sebesar Rp. 50,000 + Rp. XYZ ( 3 DIGIT AKHIR NOMOR HP ANDA) ke salah satu dari nomor rekening ini:
Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

OVO
a.n. Afrianto Budi
nomor OVO: 0813-8102-4460

Jenius / BPTN Jenius
a.n. Afrianto Budi Purnomo
no. rekening: 90010964684 / $afriantobudi

Contoh:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890

Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 50.890

2. Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com dengan format:


KODE BUKU (SPASI) EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NO HP ANDA (SPASI) BCA / BRI / OVO / JENIUS

Contoh:
PDF101 alamatemailanda@yahoo.com 890 BCA

Kirimkan bukti pembayaran Anda agar proses verifikasi menjadi lebih cepat.

Daftar Kode Buku Soal-Jawab:

    PDF101 – Untuk Soal Jawab LSPP 101: Praktek Asuransi
    PDF102 – Untuk Soal Jawab LSPP 102: Hukum Asuransi
    PDF103 – Untuk Soal Jawab LSPP 103: Bisnis Asuransi dan Keuangan
    PDF104 – Untuk Soal Jawab LSPP 104: Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
    PDF106 – Untuk Soal Jawab LSPP 106: Asuransi Pengangkutan
    PDF107 – Untuk Soal Jawab LSPP 107: Praktek Underwriting
    PDF108 – Untuk Soal Jawab LSPP 108: Praktek Klaim

3. Jika pembayaran terverifikasi, kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di:
email: afriantobudi@ymail.com atau
whatsapp: 081381024460
Kami akan senang membantu Anda.

 




Share:

Amanah UU Perasuransian Di Balik Molornya Pembentukan LPPP

Hampir 4 tahun tenggat waktu pembentukan Lembaga Penjamin Pemegang Polis (LPPP) terlewati. Sesuai dengan amanat Pasal 53 ayat 4 UU No. 40/2014 tentang Perasuransian seharusnya lembaga yang bertugas menjamin polis asuransi ini sudah terbentuk maksimum pada tahun 2017. Namun demikian, hingga saat ini progresnya pun masih menyisakan misteri.

Pada sisi lain, pelaku industri asuransi baik umum maupun jiwa mendesak agar lembaga tersebut segera dibentuk di tengah sejumlah kasus keuangan perusahaan asuransi yang mendera dan rendahnya tingkat penetrasi industri asuransi nasional. Keberadaan LPPP ini diharapkan dapat memberikan jaminan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berasuransi karena ada lembaga khusus yang akan memberikan jaminan pengembalian sebagian atau seluruh hak pemegang polis, tertanggung, atau peserta perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah yang dicabut izin usahanya dan dilikuidasi.

Selama LPPP belum terbentuk, maka ketentuan penjaminan bagi pemegang polis sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan asuransi melalui dana jaminan. Bila perusahaan asuransi bangkrut dan tidak mampu membayar kewajibannya, nasabah akan dirugikan sehingga berdampak buruk terhadap citra industri asuransi secara keseluruhan.

Saat menjadi pembicara dalam acara Insurance Outlook 2021 yang diselenggarakan Media Asuransi pada 17 Desember 2020, Kepala Departemen IKNB 2A OJK Ahmad Nasrullah mengungkapkan, pada dasarnya pembentukan LPPP masih dalam proses pembahasan intensif antar pihak terutama terkait dengan kriteria peserta dan skema iurannya. Pembentukan lembaga ini, jelasnya, dilakukan secara hati-hati agar tidak memicu terjadinya moral hazard. “OJK sangat support karena ini ekspektasi masyarakat luas. Tapi kita tidak mau awal-awal pembentukan akan memicu terjadinya moral hazard. Kami ingin menjaga hal-hal seperti itu,” ungkapnya.

Menurutnya, ketentuan dan keanggotaan dalam lembaga ini harus adil atau fair sehingga tidak bisa disamaratakan. “Kan enggak mungkin loss stroom, semua boleh jadi anggota, bayar preminya sama tapi risikonya berbeda,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, mengaku sejak tahun 2018, AAJI sudah dilibatkan dalam proses diskusi pembentukan LPPP. Saat itu, AAJI sudah mengusulkan supaya proses pembentukan LPPP ini dapat dilakukan secara cepat, maka pembentukan LPPP dimasukkan ke dalam revisi UU tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Harapannya LPS tidak hanya menjamin perbankan, tapi juga asuransi. Tentu saja ada aturan yang bisa kita usulkan. Artinya, dana yang sudah terkumpul dari perbankan jangan disatukan dengan yang asuransi agar fair,” jelasnya dalam program Medas Talks di TVAsuransi, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, keberadaan LPPP ini sudah sangat mendesak tidak hanya untuk masyarakat tapi juga untuk pemerintah sendiri. Pasalnya, bagi pemerintah akan relatif mudah menutup perusahaan asuransi jika ada LPPP. Melalui LPPP ini, pemerintah juga dapat berfungsi sebagai mediator yakni polis-polis yang sehat dari sebuah perusahaan asuransi yang mau tutup atau bangkrut bisa di-switch ke perusahaan asuransi lainnya. “Jadi tidak ada dana yang mesti dikeluarkan LPPP nantinya. Jadi ini adalah langkah exit yang baik bagi pemerintah, pemegang polis, dan tentunya perusahaan asuransi.”

Togar menduga, molornya pembentukan LPPP ini disebabkan oleh adanya ketentuan di UU Perasuransian yang menyebutkan semua perusahaan asuransi wajib menjadi anggota LPPP. Terlebih saat ini ada beberapa perusahaan asuransi yang bermasalah dan masalahnya tidak kecil. “Jadi kalau perusahaan bermasalah ini dimasukkan ke dalam LPPP, maka LPPP bisa langsung bangkrut,” ujarnya.

Oleh karena itu, AAJI mengusulkan agar perusahaan yang menjadi anggota LPPP harus memiliki kriteria seperti laba selama 3 tahun berturutturut dan tingkat RBC di atas 120 persen. Penetapan iuran juga harus berdasarkan risiko dari perusahaan. Selain itu, jelasnya, tidak semua produk bisa dimasukkan ke dalam LPPP seperti produk unitlink yang memiliki dua unsur yaitu proteksi dan investasi. Menurutnya, unsur investasi tidak bisa dimasukkan ke dalam LPPP karena risiko investasinya ada di pemegang polis bukan di perusahaan.

Menurut Togar, usulan-usulan yang disampaikan oleh AAJI tersebut didasarkan dari hasil kajian dan benchmarking di negara lain seperti Hong Kong, Kanada, Malaysia, dan Thailand.

Senada, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody AS Dalimunthe, juga berpandangan bahwa keberadaan LPP ini penting dalam rangka meyakinkan calon tertanggung sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat secara luas untuk berasuransi. Praktik yang sama juga telah berjalan di industri perbankan melalui LPS dan terbukti efektif meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menabung.

Namun demikian, persoalan mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembentukan LPPP ini adalah bagaimana penentuan keanggotaan, skema iuran, dan produk yang ditanggung. Dari sisi keanggotaan, Dody meminta agar seharusnya hanya perusahaan sehat yang menjadi anggota, sehingga potensi terjadinya moral hazard dapat diminimalkan.

Akan tetapi, bila semua perusahaan asuransi harus menjadi anggota maka perlu dibuat kriteria tertentu untuk membedakan besaran iuran. “Kami mengusulkan perusahaan yang sehat agar potensi dia bermasalah ke depan itu kecil. Ini bukan sekadar upaya untuk menalangi perusahaan yang bermasalah tapi upaya untuk meningkatkan confident level pelaku usaha dan juga menjaga kepentingan masyarkat. Jadi lebih kepada preventive action,” tegasnya.

President Director PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, Sancoyo Setiabudi, mengakui bahwa pembentukan LPPP bukan hal mudah. Menurutnya, dibutuhkan sistem dan mekanisme yang bisa memberikan keseimbangan bagi semua kepentingan baik kepentingan nasabah, pemerintah, maupun perusahaan asuransi. “Contoh paling sederhana adalah penetapan premi. Premi itu hendaknya adequate untuk LPPP untuk memberikan proteksi, tapi pada saat yang sama juga tidak memberatkan perusahaan asuransi dan nasabah. Dan juga bagaimana menerjemahkan tingkat kesehatan perusahaan asuransi ke dalam rate premi dimaksud. Tentunya tidak adil apabila rate preminya dipukul rata untuk setiap perusahaan asuransi,” katanya kepada Media Asuransi.


Titik Terang

Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan titik terang proses pembentukan LPP ini mulai terkuak. Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Adi Budiarso, mengungkapkan bahwa pembentukan LPPP akan dimasukkan ke dalam RUU Reformasi Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. RUU yang bersifat sapu jagad alias omnibus law di sektor keuangan ini kabarnya sudah masuk Prolegnas 2021 dan diharapkan bisa disahkan sebelum akhir tahun ini.

Menurut Adi, molornya pembentukan LPPP selama ini lantaran adanya prerequisite yang harus dipenuhi, yakni pembentukan LPPP perlu memperhatikan kondisi industri perasuransian yang secara komperehensif perlu di-asses dari sisi kesehatan dan kesiapan. “Di samping waktu yang tepat tapi juga kesiapan kita untuk membentuk LPPP sendiri. Pembentukan LPPP idealnya dilakukan saat sistem perasuransian kita sudah siap untuk pembentukan itu dan ini tentu membutuhkan waktu. Kami melihat saat ini waktu yang tepat, kita sudah studi, kajian, audiensi dengan pelaku bisnis, akademisi, dan juga sudah melakukan benchmarking,” katanya di program Medas Talk TVAsuransi, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan hasil kajian dan pendalaman yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan stakeholder terkait lainnya, terang Adi, pemerintah telah memiliki opsi-opsi yang akan ditawarkan untuk disepakati bersama dalam pembahasan dengan parlemen. “Salah satu opsinya apakah LPPP akan dilekatkan di LPS atau mungkin bisa juga opsi lain dengan membangun secara terpisah. Apakah post funded atau pre funded? Terkait produk, ada opsi komperehensif atau sederhana,” jelasnya.

Untuk saat ini, Adi mengaku belum bisa menyampaikan secara detail model dari bentuk LPPP tersebut. Namun demikian, secara umum dia menegaskan bahwa tujuan pembentukan LPPP adalah untuk meningkatkan trust kepada sistem perasuransian secara keseluruhan sehingga seharusnya industri yang

menjadi peserta adalah industri yang sehat dan memenuhi kriteria perundangan.

Di pihak lain, anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, mengaku hingga saat ini DPR belum menerima draf RUU terkait pembentukan LPPP. Oleh karena itu, pihaknya belum mengetahui konsep dan model dari LPPP yang akan diusulkan pemerintah. Lebih lanjut, Misbakhun menyayangkan proses pembentukan LPPP yang molor hingga 3 tahun lebih. “Kita lihat sampai sekarang belum terbentuk. Artinya pemerintah masih belum melihat ini sebagai suatu kebutuhan,” tegasnya.

Menurutnya, pembentukan LPPP merupakan bagian dari reformasi yang perlu segera diwujudkan untuk memberikan penguatan kepada sektor IKNB dan meningkatkan gairah di sektor industri asuransi baik untuk pemegang polis maupun perusahaan asuransi. “LPPP ini produk dari inisiatif pemerintah, terkait draf dan isinya itu kewenangan penuh pemerintah untuk melakukan penyusunan. Apapun itu isi produknya seperti apa, sepenuhnya pemerintah yang tahu,” tegasnya.

Berbagai usulan industri asuransi terkait model dan bentuk LPPP tampaknya sudah ditangkap dan menjadi perhatian pemerintah yang terakomodasi dalam opsi-opsi yang akan ditawarkan dan disepakati bersama dengan parlemen. Namun demikian, terkait dengan cepat atau lambat proses pembahasannya. Apakah pembentukan LPPP ini masih akan molor lagi? Semunya tergantung bagaimana proses pembahasan di parlemen, terlebih dalam RUU omnibus law sektor keuangan ini tidak hanya sektor asuransi yang dibahas tetapi juga sektor perbankan, pasar modal, dan pembiayaan. Achmad Aris





Share:

Pengertian Representation dan Warranties



REPRESENTATION 

adalah pernyataan lisan atau tertulis yang dibuat selama negosiasi untuk suatu kontrak baik mengenai fakta-fakta penting(Material Facts) atau tidak, pernyataan harus sungguh-sungguh benar (Substantially True) atau benar menurut keyakinan terbaik dari calon Tertanggung.


WARRANTIES

adalah suatu janji yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh Tertanggung, jadi Warranty ini adalah subsider terhadap perjanjian pokok, bila dilanggar maka pihak yang mengalami kerugian dapat menuntut gati rugi.

Dalam perjanjian asuransi, Warranty merupakan persyaratan bersifat fundamental dan bila tidak dipenuhi, pihak yang dirugikan dapat menyangkal kontrak.


Warranty adalah jaminan bahwa :

-.   Sesuatu akan dilakukan, atau

-.   Sesuatu tidak akan dilakukan, atau

-.   Suatu fakta tertentu ada, atau

-.   Suatu fakta tertentu tidak ada.


Oleh sebab itu, Warranty dalam kontrak asuransi merupakan syarat fundamental terhadap kontrak yang bersangkutan dan memberi pihak Penanggung hak untuk menolak kontrak tersebut. Apabila hal ini dilanggar oleh Tertanggung, maka Asuradur dapat menolak tanggung jawab atas suatu kerugian.


Tujuan Penanggung menetapkan / memberlakukan Warranties:

a.    Untuk menjamin bahwa Tertanggung menjaga atau mengelola dengan baik pokok pertanggungan.

contoh : Dalam Asuransi Kebakaran dapat diberlakukan Warranty bahwa sampah-sampah harus dibersihkan/disingkirkan setiap lepas jam kerja.

b.    Untuk menjamin bahwa risiko-risiko lebih besar tertentu tidak akan ditimbulkan tanpa sepengetahuan atau tanpa seizin Penanggung, karena premi yang telah diperhitungkan atau dibebankan berdasarkan pada fakta bahwa risiko-risiko lebih besar tidak ada

contoh : Dalam asuransi Kebakaran dapat diberlakukan Warranty bahwa tidak ada minyak-minyak yang berbahaya disimpan melebihi jumlah tertentu pada bangunan/pabrik yang dipertanggungkan.


Warranty  dibagi dalam 2(dua) jenis, yaitu :

a. Express Warranty. adalah suatu warranty atau ketentuan yang dicantumkan didalam polis.  misal : Warranty Payment Clause dll.

b. Implied Warranty. adalah suatu warraty atauketentuan yang tidak secara tegas tertulis atau dinyatakan dalam polis. misal : kapal harus dalam keadaan laik laut.


Oleh: Ign. Rusman, sumber: E-Learning IGTC

Share:

Labels

News (621) Clause (338) aamai (98) Buku (82) LSPP (79) Artikel Afrianto (78) Soal AAMAI (75) OJK (65) Engineering Clause (60) AAAIK (59) C Clause (55) A Clause (44) P Clause (43) Soal Jawab (40) S Clause (37) D Clause (35) Banjir (31) 102 (29) R Clause (28) 101 (27) Clause Liability (27) Istilah (27) 103 (26) CAR Clause (26) E Clause (25) Pengetahuan (25) L Clause (23) Praktek Bisnis (23) reasuransi (23) Klausul (22) Marine Cargo (22) pengertian (22) liability insurance (21) Headline (20) asuransi kebakaran (20) I Clause (19) Risk Management (18) Clause PAR (17) F Clause (17) M Clause (17) B Clause (16) asuransi syariah (16) Clause Property (15) Syariah (15) klaim (15) Marine Hull (14) Prinsip Asuransi (14) Asuransi Mikro (13) 104 (12) 201 (12) N Clause (12) O Clause (12) Surety Bond (12) cargo (12) pengantar asuransi kerugian komersil (12) Asuransi kendaraan bermotor (11) Clause Marine (11) Motor Car (11) prosedur klaim (11) 303 (10) Hukum Asuransi (10) Jasindo (10) PA (10) asuransi kecelakaan diri (10) asuransi personal (10) KOMPAS001 (9) Magang Beasiswa (9) contractor (9) hull (9) 108 (8) BPJS (8) BUMN Reasuransi (8) Business Interruption (8) dikecualikan (8) micro insurance (8) perluasan jaminan (8) Directors’ And Officers’ Liability (7) Engineering (7) FAQ OJK (7) Insurance Day (7) Jiwasraya (7) Merger (7) Peringkat Asuransi (7) Risk Management Calculations (7) erection (7) fidelity (7) kebongkaran (7) pengirimanuang (7) 106 (6) Bali Rendezvous (6) Maritime Convension (6) Regulasi (6) dijamin (6) penyimpananuang (6) 107 (5) Asuransi Kredit (5) Asuransi Pertanian (5) Broker (5) Case Study (5) IGTC (5) LEG Clause (5) asuransi properti (5) marketing (5) objek pertanggungan (5) polis (5) premi (5) Asuransi Ternak (4) Benefit (4) CGI (4) Contoh (4) Gempa (4) Kendaraan (4) Money Insurance (4) Nelayan (4) Online Marketing (4) Perlindungan Konsumen (4) Produk (4) Sejarah (4) Survey Report (4) brand (4) investasi (4) jenis (4) jenis jaminan (4) limit pertanggungan (4) risiko (4) Asuransi Perjalanan (3) BJPS (3) Bencana (3) CPM / HE (3) Chubb (3) Contractor Plant and Machinery (3) Deductible BI (3) Forwarder Liability (3) G Clause (3) Hukum Dagang (3) Hukum Ketenagakerjaan (3) ICC 1982 (3) ICC 2009 (3) Iklan (3) Incoterms (3) Maipark (3) Pesawat (3) Professional Indemnity (3) Prudential (3) Sengketa Asuransi (3) Sinar Mas (3) hukum (3) periode pertanggungan (3) public liability (3) struktur polis (3) Asuransi Jiwa Jaminan (2) Asuransi Politik (2) Asuransi Sosial (2) Asuransi Tanaman (2) Bank Garansi (2) Bukopin (2) Bumi Asih (2) Clause Motor Car (2) Custom Bond (2) Fronting Company (2) GDEAI (2) Galeri Foto (2) Great Eastern (2) H Clause (2) Hukum Perdata (2) Izin Usaha (2) Kebijakan (2) Khusus (2) Kurikulum Asuransi (2) Market (2) Media Asuransi (2) Opini (2) PMA (2) PSAK 62 (2) Personal Accident (2) Perusahaan atau Korporasi (2) Professional Liability (2) RSKKNI (2) Rangkuman (2) Reportase (2) SPPA (2) Sertifikasi Agen (2) Soal (2) Stockthroughput (2) Undang-undang (2) asuransi tradisional (2) aturan pemerintah (2) danaACA (2) dokumen pendukung (2) ganti rugi (2) harga pertanggungan (2) ifrs (2) indemnity (2) ketentuan (2) kontribusi (2) liability (2) perkecualian (2) product liability (2) rating (2) sharing (2) subrogasi (2) 105 (1) 202 (1) 302 (1) 304 (1) 401 (1) AXA Mandiri (1) Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (1) Asuransi Migas (1) Asuransi Parkir (1) Asuransi Petani (1) Asuransi Peternak (1) BRI (1) BTN (1) Badai Sandy (1) Banker Clause (1) Boiler and Pressure Vessel (1) Bosowa (1) Bringin Life (1) Bumiputera Life (1) Burglary Insurance (1) Cakrawala Proteksi (1) Cigna (1) Ciputra (1) Commonwealth Life (1) Contractor Allrisk (1) Daftar Perusahaan Asuransi (1) DanaGempa (1) DanaRumah (1) Dayin Mitra (1) Ekspor (1) Electronic Equipments (1) Emiten (1) Energi (1) Engineering Fee (1) Erection Allrisk (1) FPG Indonesia (1) File Insurance (1) Financial Planning (1) Forum Diskusi (1) Haji (1) Hanwha Life (1) Himalaya (1) IPO (1) ISO 31000 (1) InHealth (1) Insurance Act 2015 (1) J Clause (1) JKN (1) Jokowi (1) KOMPASANGGI (1) KOMPASMEGA (1) Kanker (1) Kebakaran (1) Kelas Konstruksi (1) Kilasdunia (1) Kinerja Asuransi Umum (1) Korupsi (1) Kupasi (1) LPS (1) Lloyd's (1) Loss Limit (1) Manulife (1) Medi Plus (1) Mitra Maparya (1) Multifinance (1) NMA (1) Obamacare (1) P&I (1) P&I Insurance (1) PAYDI (1) PSKI (1) Pailit (1) Pasar Senen (1) Penerbangan (1) Pertambangan (1) Perubahan Iklim (1) Powerpoint (1) Pungutan OJK (1) RBC (1) Ritel (1) SDM (1) Sadar Asuransi (1) Slide (1) asuransi warisan (1) aturan (1) bapepam-lk (1) biaya (1) biro klasifikasi (1) business (1) definisi (1) fungsi asuransi (1) insurable interest (1) jaminan (1) judi (1) kapal (1) komposisi (1) kurs valas (1) kyc (1) laik (1) manfaat asuransi (1) modifikasi (1) ownrisk (1) pemasaran (1) penutupan asuransi (1) perlengkapan tambahan (1) product guarantee (1) proximate cause (1) sistem pemasaran asuransi (1) strategi pemasaran (1)

Blog Archive

Recent Posts