JAKARTA. Berlangsungnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menghitung
hari. Meski asuransi jiwa lokal optimis mampu bersaing dengan perusahaan
asuransi asiing, ketersedian sumber daya manusia masih menjadi kendala
besar pelaku asuransi dapat bersaing.
Hendrisman Rahim, Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya mengatakan,
perusahaan asuransi dalam negeri masih menghadapi kendala besar dalam
pemenuhan tenaga aktuaris. Jumlah aktuaris yang masih sedikit membuat
beban yang dikeluarkan asuransi dalam negeri terbilang tinggi. Hal
inilah yang membuat premi asuransi dalam negeri masih terbilang mahal.
"Misalnya perusahaan asuransi joint venture. Mereka memiliki
tenaga aktuaris asing yang harus bolak balik dari negaranya ke
Indonesia. Tentu ini jadi beban yang tinggi harus ditanggung perusahaan.
Padahal kalau tenaga aktuaris ada dalam negeri, tentu tidak harus
mendatangkan dari luar negeri," terang Hendrisman pada Kamis (19/11).
Untuk mendukung kinerja industri asuransi, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) berharap akan ada penambahan tenaga aktuaris di Indonesia. Lembaga
yang mengawasi industri keuangan ini pun mencanangkan program 1.000
aktuaris hingga 2018.
Namun Hendrisman mengatakan, pencanangan ini belum akan terasa dalam
satu dua tahun ini. Sebab butuh proses untuk tidak sekedar mencetak
jumlah aktuaris tapi juga aktuaris yang berkualitas.
Menurut Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), saat ini jumlah aktuaris
di Indonesia baru ada 380 orang. Padahal kebutuhan aktuaris di industri
asuransi mencapai 700 orang.
Sumber: Kontan
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung. Silakan meninggalkan komentar, bertanya, atau menambahkan materi yang telah saya sediakan.